3M BUKAN POINT PENTING MENCEGAH COVID-19!?.
COVID-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh jenis coronavirus baru yaitu Sars-CoV-2, yang dilaporkan pertama kali di Wuhan Tiongkok pada tanggal 31 Desember 2019, dinamakan COVID-19 karena diambil dari Covidcoronavirus disease that was discovered in 2019. Yang artinya, penyakit virus corona yang ditemukan pada 2019, menurut direktur jendral WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus.
“Salah satu poin penting mencegah COVID-19 bukan 3m, tapi nutrisi, olahraga merupakan poin penting dari Immune” tutur Dr. Tirta. Ya, memang masuk akal penjelasan Dr. Tirta, karena orang-orang yang kerjanya di pasar, para petani, nelayan, dan seluruh pekerja keras, jarang yang terjangkit COVID-19. Tapi rata-rata mereka yang kerjanya kantoran yang terjangkit virus COVID-19. Kenapa?, karena immune mereka lemah, beda dengan mereka yang pekerja keras yang Immune nya tinggi. Kita lihat pemain sepak bola, seperti Neymar dan Ibrahimmovic mereka terjangkit COVID-19, tapi sebentar. Karena, mereka hobi berolahraga akhirnya Immune mereka naik.
“edukasi COVID-19 bukan hanya 3M, tapi 6M. 1. Memakai masker 2. Mencuci tangan 3. Menjaga jarak 4. Makan 5. Membaca berita positif 6. Melakukan kegiatan Olahraga”. Tutur Dr. Tirta, Dengan kita memakan makanan bergizi, berolahraga secara teratur maka mengakibatkan Immune kita naik, yang mana Immune itu penting, untuk menjadi anti bodi yang kuat agar kita tercegah dari COVID-19.
Apa sih itu Immune?, Sistem Immune merupakan sistem pertahanan atau kekebalan tubuh. Sistem Immune berperan dalam mengenal, menghancurkan benda-benda asing atau sel abnormal yang merugikan tubuh. Jadi bila Immune kita tinggi, maka sistem pertahanan atau kekebalan tubuh pun akan maksimal. Yang mana akan maksimal mengenal benda-benda asing atau sel abnormal yang masuk ke tubuh kita, seperti virus COVID-19, maka akan menghancurkan virus COVID-19 yang masuk ke tubuh dengan semaksimal mungkin. Nah, terus bagaimana kalo Immune kita lemah?. Sebaliknya, maka sistem pertahanan dan kekebalan tubuh akan kesusahan mengenali benda-benda asing atau sel abnormal, akibatnya kesusahan menghancurkan virus COVID-19 yang masuk, dan Sistem imun tidak memiliki tempat khusus dalam tubuh manusia dan tidak dikontrol oleh organ pusat, seperti otak.
Terus mengapa kita harus membaca berita positif?. Karena, kalau kita kebanyakan membaca berita tentang COVID-19. Kita akan mulai merasakan efek buruk yang menimbulkan ketakutan dan kecemasan. Yang mana mengakibatkan gejala fisik, seperti sakit kepala ringan, sesak dada dan susah tidur. Disadari atau tidak, inilah yang terjadi. Coba perhatikan, setelah kita selesai membaca atau menonton berita soal virus corona, tubuh mungkin merasa sedikit tak nyaman. Misalnya jantung akan berdetak kencang atau napas lebih cepat, gelisah, susah tidur, atau mimpi buruk. Hal ini terjadi karena Anda terpapar dengan stresor, meski kita kita membacanya atau menontinya secara tak langsung, misalnya melalui media. Respons tubuh kita untuk bertarung atau lari mulai menyala. Ini merupakan cara tubuh kita terhadap ancaman yang dirasakan. Ketika kita terus-menerus memaparkan diri kita pada berita yang memicu kecemasan, yang mana membuat otak kita merasakan peristiwa yang mengancam dan menegangkan berulang kali, maka hal ini bisa berpengaruh pada kesehatan mental kita.
Sesuai yang telah di tuturkan Dr. Tirta, bukan berarti tidak apa-apa tidak melaksanakan 3M. tapi, kurang maksimal dalam pencegahannya, karena Immune tubuh adalah yang terpenting dalam pencegahan COVID-19 ini.
“Solusi utama menurunkan penyebaran COVID-19 adalah dengan melakukan 3T (Tracing, Testing, Treatment)”, menurut Jokowi, tutur Dr. Tirta. Ya, ini benar karena Cara menurunkan penyebaran COVID-19 adalah dengan melakukan 3T (Tracing, Testing, Treatment) secara bersamaan. Namun di negara kita negara Indonesia itu sulit mengejar jumlah testing karena banyaknya jumlah penduduk, Tracing dan Isolasi atau Karantina menjadi keharusan.
Apa sih itu Tracing, Testing, Treatment?. Tracing atau dalam bahasa indonesia Pelacakan Kasus: seperti melacak orang-orang yang berkontak erat dengan orang lain yang diduga mengidap COVID-19 tersebut. Testing, suatu testing seperti PCR Testing atau metode testing lain: yaitu mengetes orang-orang yang terduga mengidap COVID-19. Treatment: suatu Perawatan, yaitu mengkarantina atau mengisolasi orang-orang yang kontak erat dengan orang positif sampai terbukti tidak mengidap COVID-19, serta merawat orang-orang yang positif agar tidak menular ke orang lain. Ketiga aspek tersebut yaitu Tracing, Testing, Treatment harus dilihat sebagai kesatuan yang saling berinteraksi. 3T saling memperkuat, akan percuma bila salah satu aspeknya lemah. Dan tujuan utama ketiganya adalah mengendalikan tingkat penyebaran COVID-19.
Dari sekian banyak solusi pencegahan COVID-19, solusi yang terpenting adalah memulai dari diri kita sendiri, dengan adanya kesadaran diri kita masing-masing agar mengikuti protokol kesehatan, serta berdoa dan berserah diri kepada Tuhan yang maha Esa agar kita semua diberi kesehatan selalu, amiin yaa rabbal ‘alamin.
Wow
BalasHapusWow juga
Hapus